Minggu, 04 Agustus 2013

Orang Kufur dan Cara Bersyukur



Dalam ayat 28-29 surat Ibrahim yang artinya:” Tidaklah engkau memperhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjauhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka jahannam, mereka masuk masuk kedalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
Ibnu Abbas radhiyyallahu ‘anhum menjelaskan bahwa orang-orang yang menukar nikmat Allah adalah para kaum kafir Quraisy.Tetapi karena keumuman lafadz maka tidak menutup kemungkinan bahwa semua orang kafir termasuk di dalamnya. Karena mereka sama-sama menolak apa yang dibawa Nabi Muhammad yaitu Al-Quran dan mengakui Muhammad adala nabi dan rasul Allah.

Kata yang digunakan untuk menunjukan nikmat dalam ayat tersebut menggunakan bentuk tunggal ( ni’mah) dan tidak dalam bentuk jamak (ni’am). Logikanya jika terhadat satu nikmat aja mereka tidak bersukur bagaimana mungkin mereka akan bersukur dengan nikmat yang banyak. Itulah salah satu ciri orang kafir yang tidak mau tunduk pada perintah Allah mengingkari dan mendustakan ayatnya.
Sejatinya nikmat seperti harta dan berbagai macamnya adalah nikmat yang semu dimana itu dapat membuat kita lupa kepada akhirat, tetapi nikmat hakiki adalah apa yang membuat kita akan bahagia di akhirat kelak yaitu apa yang ada dalam hati setiap orang muslim yaitu iman. Hidayah taufik yang diberikan kepada orang-orang yang dicintai Allah dengan memeluk Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW beserta kitab Al-Quran yang menjadi hujah dan sebagai mukjizat sepanjang masa.
Dalam banyak ayat Allah menceritakan bagaimana nasib umat-umat terdahulu yang mereka tidak mau mensukuri nikmat Allah mengingkari para nabinya dan apa yang dibawa bahkan mereka menganggap para nabi adalah gila. Maka oleh Allah mereka diberi azab dengan menghancurkannya sebagaimana umatnya nabi Nuh, kaum ‘Aad umat nabi Hud, kaum Luth, dan kaum samud umatnya nabi shaleh. Itulah ayat-ayat yang diceritakan kepada kita agar kita bisa mengambil pelajaran didalamnya, sebagai ibrah bagi kehidupan.
Sehingga sebagai hamba yang cerdas maka kita harus tahu bagaimana cara bersukur terhadap nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Yaitu dengan menggunakannya dengan berbagai ketaatan beribadah kepada Allah SWT melakukan amalan-amalan saleh dan meninggalkan apa yang diharamkan. Karena ketaatan itulah yang akan membuat nikmat itu  tidak diambil oleh Allah SWT bahkan justru akan ditambah dengan nikmat yang lain. Sebagaimana yang tertulis dalam ayat 7 surat Ibrahim yang artinya: “Sesungguhnya jika engkau mau bersukur maka akan Kami tambah ( nikmat) kmai kepadamu, dan jika engkau mengingkari ( nikmat-Ku), maka sungguh azab-Ku sangatlah pedih.”
Kita bersukur kepada Allah karena banyak sekali nikmat yang telah diberikan bahkan yang tidak kita minta sekalipun,itulah yang menunjukan kemurahan Allah kepada hambanya. Baik nikmat yang lahir maupun batin, nikmat iman, Islam, kesehatan, kesempatan, hidup, anggota badan, akal, harta, dan masih banyak lagi yang tidak akan sanggup kita untuk menghitungnya.”Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan dapat menghitungnya.” (QS: Ibrahim: 34) maka sudah sepantasnya dan selayaknya kalau kita mengucap “ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIN”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar