Kamis, 12 September 2013

Sudahkah beramal dengan niat yang baik dan Ikhlas karena Allah?



Ketika kita melakukan aktifitas sehari-hari sadarkah kita bahwa apa yang kita lakukan dinilai oleh yang maha kuasa, maha pengasih dan maha penyayang. Apakah aktifitas kita bernilai ibadah atau tidak. Tentu bagi sebagian orang masalah seperti ini masih kabur. Ibadah mendapatkan pahala apabila terdapat dua syarat yaitu ikhlas karena Allah dan mencontoh baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Dalam hadis ahad dari sahabat Umar bin Khatab Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barang siapa hijrah karena Allah dan rasulnya maka hijrahnya karena Allah dan Rasulnya. Barang siapa hijrah karena dunia atau  karena wanita yang ingin dinikahinya maka ia mendapatkan apa yang diinginkannya.” ( HR Bukhari Muslim)
Ikhlas adalah sesuatu perkara yang sulit dilaksanakan, karena amal itu benar-benar untuk Allah tanpa mengadakan tandingan untuknya. Bahkan para sahabat pun berdoa agar tidak terkena syirik asghor/ riya’. Karena setan pun tidak akan sanggup untuk menggoda mereka yang ikhlas.
Niat yang baik adalah apabila segala aktifitas kita gunakan untuk ibadah karena Allah. Yang membedakan amal yang mubah itu ibadah atau tidak hanyalah niatnya, secara lahir itu mubah tapi ketika diniatkan untuk ibadah maka akan bernilai ibdah disisi Allah. Sebagai contoh makan, ketika makan itu diniatkan untuk sarana agar kuat tubuh fisik untuk melaksanakan amal-amal ibadah maka makan itu bernilai ibadah. Begitu juga tidur ketika tidur untuk merebahkan badan agar tubuh tetap sehat agar bisa digunakan untuk ibadah agar kuat maka akan bernilai ibadah, begitu juga dengan yang lainnya
Suatu perkara yang sangat besar sampai-sampai seorang ulama pun belum tenang ketika belum ikhlas. Ikhlas adalah seperdua agama karena ikhlas adalah syarat dari setiap diterimanya amal. Dan dikatakan sepertiga agama karena ikhlas adalah ibadah hati dimana amal itu ada tiga yaitu amalan hati, amalan lisan dan amalan anggota badan.
Orang yang tidak ikhlas atau riya’ oleh Allah diancam dengan siksaan yang sangat keras, sebagaimana orang yang pertama kali dipanggil oleh Allah untuk diadili di akhirat. Bahkan seorang yang berjihad atau berperang fi sabilillah hanya orang yang ikhlas lah yang lebih utama dari pada orang yang berperang hanya karena keberaniannya, kebangsaannya, atau pun kedudukannya.
Berikut ini tanda-tanda riya’menurut sahabat Ali : 
          1 .       Malas beramal kalau sendirian
          2 .       Semangat beramal kalau dilihat banyak orang
          3 .       Amal bertambah kalau dipuji dan berkurang kalau dicela orang.
Dan untuk membentenginya menurut Syaqiq bin Ibrahim yang diikuti Abu Laits Samarqandi adalah:
     1.       Mengakui bahwa amal ibadah nya karena bantuan Allah
     2.       Semata-mata hanya mencari ridha Allah
     3.       Senantiasa mengharap ridha Allah.

1 komentar:

  1. Apa niat kita ketika membaca ayat Quran agar diterima dan dikabulkan apa yng di inginkan?

    BalasHapus