Jumat, 08 November 2013

Metode Mendidik Anak Menurut Al-Qur’an Surat Ibrahim Ayat 35-41

            Metode adalah cara yang digunakan untuk mendidik anak, pada tulisan ini yang akan kita bahas adalah doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang termaktub dalam Al-Quran ayat 35-41 surat Ibrahim. Dalam beberapa ayat ini Nabi Ibrahim mengajarkan tahap-tahap bagaimana mendidik seorang anak yang saleh. Dalam Al-Quran seorang anak mempunyai berbagai macam arti diantaranya yaitu anak sebagai perhiasan( Al-Kahfi: 46), penentram/ penyejuk hati( Al-Furqon: 74), cobaan/ ujian( Al-Anfal: 28), musuh( Ath-Thaghabun: 14), fitnah( Ath-Thaghabun: 15).

            Dalam mendidik anak yang pertama dilakukan menurut rangkaian ayat ini adalah menyiapkan lingkungan yang aman jauh dari berbagai kesirikan, kemaksiatan, kejahatan, dan kerusakan. Dimana lingkungan adalah awal dari sebuah pendidikan, mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan masjid. Karena dalam hadisnya Rasulullah bersabda, “ Kullu mauluudin yuladu ‘alal fitroh, fa abawaahu yuhawwidaanihi, au yunash shiraanihi au yumajjisaanihi.” artinya “ Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci/ fitroh, dan orang tuanyalah yang membuat dia yahudi, nasrani, dan majusi.” Dari hadis ini kita tahu bahwa lingkungan adalah salah satu dari 2 faktor yang mempengaruhi pontensi yang dimiliki anak selain faktor fitroh dari dalam dirinya sendiri. Dengan demikian faktor keteladan dan pembiasaan adalah metode yang baik digunakan untuk menciptakan lingkungan yang Islami, dengan mengawali dengan penanaman nilai ketauhidan/ mengesakan Allah.
            Yang kedua adalah mendekatkan pada tempat yang mulia dan suci yaitu masjid, karena masjid adalah tempat untuk beribadah bertaqorub kepada Allah yang maha mencipta. Karena orang yang hatinya terkait dengan masjid maka kelak di hari kiamat Allah akan memberikan naungan syafaat kepadanya.
            Setelah itu adalah mengajarkan cara bermuamalah sesuai syariat bagaimana berhubungan dengan masyarakat yang baik, adab-adab bertetangga, jual beli, akad-akad dan yang lainnya termasuk adab dengan lingkungan kepada hewan, tumbuhan dan  alam.
            Kemudian mengajari anak pandai dalam bersukur terhadap apapun yang dimiliki, diterima/ didapatkan dan tidak mengharapkan apa yang bukan haqnya juga mengjarkan agar jangan sampai  sifat jelek/ tercela ada dalam diri anak, seperti iri, dengki, dan tamak.
            Selanjtunya adalah menanamkan nilai kejujuran karena pangkal dari sebuah kebaikan adalah kejujuran dan pangkal sebuah dosa adalah kebohongan, karena dengan sekali berbohong maka selamanya akan berbohong.
            Lalu membiasakan anak untuk berdoa dalam hal apapun, kapan dan dimanapun, situasi kondisi apapun agar terpatri dalam benaknya  bahwa Allah lah satu-satunya tempat meminta pertolongan dan permohonan. Karena doa adalah wujud kesederhanaan, kerendahan hati manusia sebagai makhluk yang lemah tidak memilik kemampuan apa-apa, tidak akan bisa apa-apa tanpa karunia dan pertolongan Allah.

            Terakhir yang kita tanamkan adalah kebiasaan mendoakan orang tua, karena orang tualah yang telah memberikan kasih sayangnya, mendidik kita mulai dari bayi sampai dewasa, membantu kita ketika masih kecil, dan sebagai usaha untuk membalas jasa yang telah diberikan kepada kita selama ini, walaupun doa yang senantiasa dipanjatkan itu tidak bisa membalas apa yang mereka lakukan tapi itu adalah upaya maksimal sebagai wjud balas budi dan kasih sayang kita kepada mereka dan doa kita supaya Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita waktu masih kecil. Mengajak anak untuk peduli dengan lingkungan atau peka terhadap sikon lingkungan sekitar tempat tinggalnya mulai dari menyantuni anak yatim, memberi makan orang miskin, saling tolong menolong, sling mensehati, dan semangat beramar ma’ruf nahi mungkar berlomba-lomba dalam kebaikan sesama mukmin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar