Metode adalah cara yang digunakan untuk mendidik
anak, pada tulisan ini yang akan kita bahas adalah doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
yang termaktub dalam Al-Quran ayat 35-41 surat Ibrahim. Dalam beberapa ayat ini
Nabi Ibrahim mengajarkan tahap-tahap bagaimana mendidik seorang anak yang
saleh. Dalam Al-Quran seorang anak mempunyai berbagai macam arti diantaranya
yaitu anak sebagai perhiasan( Al-Kahfi: 46), penentram/ penyejuk hati(
Al-Furqon: 74), cobaan/ ujian( Al-Anfal: 28), musuh( Ath-Thaghabun: 14), fitnah(
Ath-Thaghabun: 15).
Dalam
mendidik anak yang pertama dilakukan menurut rangkaian ayat ini adalah
menyiapkan lingkungan yang aman jauh dari berbagai kesirikan, kemaksiatan,
kejahatan, dan kerusakan. Dimana lingkungan adalah awal dari sebuah pendidikan,
mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, dan masjid. Karena dalam
hadisnya Rasulullah bersabda, “ Kullu mauluudin yuladu ‘alal fitroh, fa abawaahu
yuhawwidaanihi, au yunash shiraanihi au yumajjisaanihi.” artinya “ Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci/ fitroh, dan orang tuanyalah yang membuat dia
yahudi, nasrani, dan majusi.” Dari hadis ini kita tahu bahwa lingkungan adalah
salah satu dari 2 faktor yang mempengaruhi pontensi yang dimiliki anak selain faktor
fitroh dari dalam dirinya sendiri. Dengan demikian faktor keteladan dan
pembiasaan adalah metode yang baik digunakan untuk menciptakan lingkungan yang
Islami, dengan mengawali dengan penanaman nilai ketauhidan/ mengesakan Allah.
Yang
kedua adalah mendekatkan pada tempat yang mulia dan suci yaitu masjid, karena
masjid adalah tempat untuk beribadah bertaqorub kepada Allah yang maha mencipta.
Karena orang yang hatinya terkait dengan masjid maka kelak di hari kiamat Allah
akan memberikan naungan syafaat kepadanya.
Setelah
itu adalah mengajarkan cara bermuamalah sesuai syariat bagaimana berhubungan
dengan masyarakat yang baik, adab-adab bertetangga, jual beli, akad-akad dan yang
lainnya termasuk adab dengan lingkungan kepada hewan, tumbuhan dan alam.
Kemudian
mengajari anak pandai dalam bersukur terhadap apapun yang dimiliki, diterima/
didapatkan dan tidak mengharapkan apa yang bukan haqnya juga mengjarkan agar jangan
sampai sifat jelek/ tercela ada dalam
diri anak, seperti iri, dengki, dan tamak.
Selanjtunya
adalah menanamkan nilai kejujuran karena pangkal dari sebuah kebaikan adalah
kejujuran dan pangkal sebuah dosa adalah kebohongan, karena dengan sekali berbohong
maka selamanya akan berbohong.
Lalu
membiasakan anak untuk berdoa dalam hal apapun, kapan dan dimanapun, situasi
kondisi apapun agar terpatri dalam benaknya
bahwa Allah lah satu-satunya tempat meminta pertolongan dan permohonan.
Karena doa adalah wujud kesederhanaan, kerendahan hati manusia sebagai makhluk
yang lemah tidak memilik kemampuan apa-apa, tidak akan bisa apa-apa tanpa
karunia dan pertolongan Allah.
Terakhir
yang kita tanamkan adalah kebiasaan mendoakan orang tua, karena orang tualah
yang telah memberikan kasih sayangnya, mendidik kita mulai dari bayi sampai
dewasa, membantu kita ketika masih kecil, dan sebagai usaha untuk membalas jasa
yang telah diberikan kepada kita selama ini, walaupun doa yang senantiasa
dipanjatkan itu tidak bisa membalas apa yang mereka lakukan tapi itu adalah
upaya maksimal sebagai wjud balas budi dan kasih sayang kita kepada mereka dan
doa kita supaya Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita
waktu masih kecil. Mengajak anak untuk peduli dengan lingkungan atau peka
terhadap sikon lingkungan sekitar tempat tinggalnya mulai dari menyantuni anak
yatim, memberi makan orang miskin, saling tolong menolong, sling mensehati, dan
semangat beramar ma’ruf nahi mungkar berlomba-lomba dalam kebaikan sesama mukmin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar