Dua pilihan tapi harus
dikerjakan semuanya, tidak seperti diberi pilihan untuk memilih masuk surga
atau neraka, makan atau puasa. Karena orang bijak tahu kapan harus berbicara
dan kapan harus diam. Berbicara ketika kita harus berbicara, ketika orang lain membutuhkan
nasehat kita, dan berbicara saat kita harus mengatakan yang benar. Dan diam
ketika kita berada di majlis ilmu dimana kalamullah dan hadis nabi di kabarkan.
Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam.Hadis Arba’in no 15 Berkata
yang tidak menyalahi syariat, tidak dusta, tidak menyakiti hati orang lain dan
tidak membuat rugi orang lain dengan kata-kata yang tidak benar tentangnya
semisal ghibah dan fitnah. Itulah beberapa indikator sebuah kata yang baik dimana kita tidak menyakiti
atau mendholimi orang lain, tetapi kita berkata baik bisa juga dengan
berdzikir, mengajak yang makruf dan mencegah yang munkar, berbicara ilmu dan
hikmah( Al-Quran dan Al-Hadis). Tidak kalah penting ketika berbicara pun kita harus
dilihat kadar orang yang diajak bicara, apakah ia orang terpelajar atau bukan
dewasa atau masih anak-anak. Karena terkadang apa yang kita bicarakan adalah
wujud cerminan diri kita dan juga sebagai media pendidikan bagai yang usianya
dibawah kita.
Imam Asy-Syafii rahimahullah mengatakan, “ Makna hadis ini,
jika seseorang hendak berbicara, maka pikirkanlah terlebih dahulu. Jika tampak
padanya bahwa ucapan tersebu tidak merugikannya, maka bicaralah. Jika tampak
padanya bahwa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka tahanlah
(jangan bicara).”
Sebuah keimanan yang sempurna apabila ia bisa mejaga lisannya,
karena Adapun kata-kata yang terucapkan
pasti disaksikan oleh Raqib dan ‘Atid.Q.S. Qaf: 18 Tidak akan terlewatkan satu kalimat pun
dari penulisan malaikat yang menjaga setiap insan, entah perkataan yang baik
atau buruk, karena sifat Malaikat yang patuh karena tidak di karuniai akal. Kecuali
ketika seorang itu sedang tidak sadar, maka pena diangkat dari orang tersebut. Dan
tidak akan dirugikan sama sekali ketika tiba saatnya hari pembalasan karena Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Q.S. Al-Isra’:
36
Diamnya seseorang terkadang lebih sedikit salahnya daripada
orang yang banyak bicara karena prosentase kesalahan lebih besar orang yang
banyak bicara, tetapi kulitas kemanfaatan orang lebih tinggi orang yang banyak
bicara apabila dalam kata-kata yang ia ucapakan banyak sekali ilmu-ilmu yang ia
tularkan dan banyak nasehat yang ia sampaikan. Dan juga diam adalah bentuk
selemah-lemah iman ketika ia berbenturan dengan amar makruf nahi mungkar.
Dalam pergaulan sehari-hari lisan adalah teman yang selalu
menemani sebagai pemanis pertemanan dan bumbu penyedap cerita. Dan terkadang
dari lisan juga menjadi awal dari sebuah keretakan dari sebuah pertemanan.
Sebagaimana Allah janjikan imbalan yang pantas bagi mereka
orang yang beriman dan berkata yang baik atau diam dari yang dilarang dan
tidakbermanfaat, Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang
benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.
Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenengan yang besar.Q.S. Al-Ahzab: 70-71 Maka sudah seharusnya
perkara ini kita pelajari, dan amalkan untuk kedepan yang lebih baik.
Tidak lupa kita hanya manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan, alangkah baiknya jika saling memaafkan
terhadap kata-kata yang kadang kita khilaf dan tidak sadar atau bahkan terlalu
emosi yang ternyata menyakiti saudara, teman atau sahabat kita. Karena Allah
lebih memerintah hambanya untuk memberi maaf dari pada memerintahkan untuk
meminta maaf. Bahkan ada orang bijak yang sudah memaafkan kesalahan orang lain
sebelum meminta maaf, karena alasan ia tidak mau menjadi penyebab orang yang
melakukan kesalahan atau kedhaliman padanya masuk neraka. Lisan adalah bagaikan
pedang yang kadang bisa membunuh kita sendiri kalau tidak digunakan dengan yang
sebaik-baiknya. Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar