Setiap
amal manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di hari kiamat. Maka dari itu setiap orang di dunia wajib
mempelajari dan mengetahui hukum semua hal-hal di dunia. Sering kita terlelap
dengan kebiasaan-kebiasaan, kegiatan-kegiatan yang tidak berguna yang tidak ada
manfaatnya untuk kita baik untuk dunia atau akhirat..
Dalam
Al-Quran Allah SWT berfirman agar umat Islam mengintrospeksi diri( red:
muhasabah) yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhaitkan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok( akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al-Hasyr: 18) inilah yang menjadi dalil
agar manusia memikirkan apa yang akan dilakukan di kehiudupan yang hanya
sebentar ini untuk kehidupan yang abadi di akhirat.
Dalam
ayat yang lain Allah SWT mengingat kepada hambanya agar selalu ingat bahwa apa
yang yang sudah diberikan kepadanya akan dimintai pertanggung jawaban yaitu
dalam firmannya surat Al-‘Isra’: 36 yang
artinya “Dan janganlah kalian mengikuti apa-apa yang kalian tidak mengetahui
ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati itu semua akan
dimintai pertanggungjawabannya.” Dan sekecil apapun amal perbuatan yang
dilakukan oleh manusia maka Allah akan membalasnya( Az-Zalzalah)
Manusia
adalah makhluk yang diciptakan tidak lepas dari kesalahan dan dosa.maka dari
itu banyak para ulama menganjurkan agar manusia banyak-banyak melakukan muhasabah
atau instrospeksi diri. Muhasabah adalah memikirkan apa-apa yang telah kita
lakukan dan yang akan dilakukan agar tidak jatuh kedalam kebinasaan. Muhasabah ada
dua macam:
1. Muhasabah
sebelum melakukan perbuatan.
Muhsabahsebelum melakukan
perbuatan adalah ketika akan melakukan amal saleh memikirkan apakah amal ini
bernilai ikhlas karena Allah atau karena yang lain, kalau karena yang lain atau
syirik maka ditinggalkan, kecuali amalan wajib karena itu harus dikerkerjakan
seperti shalat. Fudhail berkata,” Meninggalkan amalan karena orang lain adalah
riya’. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik.”
2. Muhasabah
setelah melakukan perbuatan.
Muhasabah sesudah beramal diantara
yang dipikirkan yaitu amalan ketaatan kepada Allah baik amalan wajib dan sunnah
jika belum dikerjakan maka beristighfar mohon ampun kepada Allah dan jika sudah
maka kita lihat amalan sunnahnya. Meningalkan yang dilarang oleh Allah baik yang
haram atau yang makruh jika masih melakukan berusaha dengan sekuat hati untuk
meninggalkannya dan mohon ampun kepada Allah dan meminta agar diberi kekuatan
untuk lepas dari perbuatan haram dan kemaksiatan tersebut. Dan yang terakhir adalah
meninggalkan amalan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.
Dan
jangan sampai kita hidup didunia tertipu dan menyepelekan amalan kita sampai
tiba masa dimana harta, tahta, keluarga tidak berguna lagi, karena semasa hidup
terlalu mengharap ampunan Allah tanpa dibarengi dengan ketaatan dan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar