Seorang
yang sudah akil baliq atau sudah dapat menerima pahala dan dosa tentu seluruh
amal perbuatannya nanti di akhirat akan dimintai pertanggungjawabannya oleh
Allah SWT. Seorang mukallaf( orang yang sudah dibebani hukum) mendapatkan
pahala dari dua hal yaitu menjalankan kewajiban dan menjalankan sunnah.
Sedangkan mendapatkan dosa apabila melakukan dua hal juga meniggalkan perintah
dan menjalankan keharaman/ yang dilarang.
Bulan
ramadhan adalah bulan pendidikan buat seluruh insan untuk menjadi orang yang
bertakwa dan sebagai ajang lomba dalam beramal saleh. Untuk itu suatu kerugian
yang besar kalau kita belum bisa memaksilkan hal tersebut. Untuk itu akan saya
coba menuliskan dalam tulisan ini tips agar kita dapat memaksimalkan bulan yang
bertabur pahala dari Allah SWT tersebut.
Pengalaman
ketika tidur sekitar pukul lima pagi di bulan ramadhan saya bermimpi dua kali
berturut-turut yang secara esensi sama yaitu bisa membuat ingat mati. Dan itu
sempat membuat merinding ketika akan shalat apakah benar sebentar lagi saya
akan mati. Inilah efek yang didapat dari orang yang ingat mati maka ia akan
beramal sungguh-sungguh untuk beribadah sebagai bekal kelak di akhirat. Hal ini
tidaklah saya temui ketika berziarah di tenpat orang yang meniggal mungkin saja
ini adalah suatu hidayah sebagaimana harusnya hikmah dari takziyah/ layat bisa
membuat kita ingat mati. Sebagaimana hadis nabi yang memerintahkan kepada
kita,” Berziarah kuburlah kalian
sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.”( HR Ahmad)
Disitu
dapat saya simpulkan bahwa orang yang ingat mati maka akan beribadah semaksimal
mungkin hanya saja sulit dalam diri kita untuk menstabilkan tingkat
spiritualitas kita dalam tingkat tinggi. Maka saya coba memberi saran jika
dalam mengisi bulan Ramadhan itu kita anggap sebagai sisa waktu kita didunia.
Dan akan berhenti tepat ajal kita di bulan syawal yaitu waktu umat muslim
melakukan ibadah magrib hari pertama bulan syawal. Maka suatu yang sangat
menguntungkan karena dari situ ki dapat bekal pahala yang sudah kita kerjakan.
Maka
dapat dibayangkan bahwa kita nanti akan memaksimalkan amal kita dengan menjauhi
yang tidak bermanfaaat buat akhirat dan secukupnya saja akan mencari kebutuhan
dunia. Sabagaimana hal-hal yang dilakukan dalam bulan ramadahan maka akan
bersungguh-sungguh dalam melakukan amalan wajib dan tidak akan melewatkan
shalat wajib dan akan melengkapi dengan amalan sunnah-sunnahnya, seperti shal
qabliyah ba’diyah, shalat dhuha, dan shalat malam/ tarawih. Begitu juga dengan
amal yang lain seperti amalan tadarus al-quran dimana bulan ini juga dinamakan
syahrul quran karena pada bulan ini berjuta-juta umat Islam berlomba-lomba mengkhatamkan dan mengkaji
al-quran. Maka akan dimanfaatkan waktu membaca minimal satu juz perhari
sehingga ia akam mempunyai target minimal khatam satu kali dalam bulan ramadhan
tersebut.
Dan
terakhir adalah bagaimana agar kita selalu ingat mati adalah dengan selalu
mengatakan dalam hati bahwa Allah akan mengambil nyawa kita nanti pada awal
waktu bulan syawal. Jika benar-benar dilakukan InsyaAllah itu akan membuat kita
lebih berkualitas dalam beribadah. Sebagaimana yang pernah diwasiatkan oleh
ulama terdahulu agar kita memperoleh kekhusyu’an dalam shalat seperti menganggap bahwa shalat itu adalah shalat
terakhir kita. Itulah analogi yang lebih kecil dalam memaksimalkan amalan
ibadah yang dicontohkan oleh ulama terdahulu kita. Semoga kita bisa mengambil
manfaat dari nasehat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar