Muhammad adalah Muhammad bin Abdullah bin
AbdulMuththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf, penduduk Makkah yang digelari
Al-Amin yang dilahirkan pada peristiwa serangan Abrahah untuk menghancurkan
ka’bah pada Tahun 571 M. Diangkat menjadi nabi ketika turun surat al-Alaq ayat
1-5 dan menjadi rasul ketika turun surat al-Muddatsir 1-5. Ketika akan diangkat
menjadi Nabi Muhammad selalu mimpi sebuah fajar yang datang, dan mulailah
Muhammad senang untuk berkholwat atau berkontemplasi. Disaat itulah mulai
berpikir cara untuk menghadapi situasi keadaan umat yang berada dalam jaman
jahiliyah/ jaman kebodohan.
Setelah
menjadi seorang Nabi maka tugas yang diemban adalah mengajak umat manusia untuk
mentauhidkan Allah. Mengajak dari kebodohan/ kegelapan menuju keadaan yang
terang benderang dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dua pusaka yang beliau wariskan
untuk umat yang beliau cintai agar tidak melewati jalan yang sesat. Dimana
menjelang wafatnya Rasulullh berwasiat, “ Kutinggalkan
kepada kamu dua perkara, tidak akan tersesat kamu didalamnya selama kamu
berpegang kepadanya, yakni Kitabullah dan Sunnah rasulnya.” Bahkan saat
ajalnya sudah hampir sampai terdengarlah kata-kata yang masih bisa didengar
oleh Ali Rahimahullah dengan mendekatkan telinganya di dekat mulut Rasulullah,
terdengarlah kata-kata yang beliau ucapkan,” umatku umatku umatku.” Seketika itu juga Rasulullah tiada. Begitu
besar cintanya Rasulullah kepada umatnya sampai-sampai diakhir hayatnya beliau
masih memikirkan umatnya.
Dalam
Al-Quran diabadikan oleh Allah bagaimana rasa kasih sayangnya seorang Nabi yang
tulus ikhlas mencintai umatnya,” Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat tersa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan ( keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” Dalam ayat ini
pun Rasulullah digambarkan begitu nesar cintanya pada umatnya. Lalu
pertanyaanya sudahkah kita mencintai beliau seperti itu? Cukup dijawab dalam
hati.
Ketika
masih hidup tidak ada kata berhenti pada diri Rasululllah untuk terus
berdakwah, setelah beliau dingkat menjadi Nabi, mulailah beliau berdakwah
dengan sembunyi-sembunyi. Beliu ajak
keluarganya kemudian orang-orang terdekatnya termasuk anak asuhnya Ali, sahabat
karibnya Abu Bakar dan keponakannya Zaid bin Haritsah . Setelah turun ayat, “ Dan, berilah peringatan kepada
keraba_kerabatmu yang dekat.” Maka mulilah Rasulullah berdakwah kepada kaum
kerabatnya Bani hasyim. Dimana dikisahkan bahwa Rasulullah setelah mengumpulkan
Bani hasyim ia mendapat dukungan perlindungan dari pihak pamannya Abu Thalib dan
mendapat perlawanan dari Abu Lahab. Merasa ada perlindungan dari Pamannya maka suatu
hari muhammad berdiri diatas Shafa lalu berserulah Rasulullah maka datanglah
semua suku Quraisy, beliau melanjutkan pembicaraannya,” Apa pendapat kalian
jika aku kabarkan bahwa di lembah ini ada pasukan berkuda yang mengepung
kalian, apakah kalian percaya padaku?” “Benar,” jawab mereka. Maka Rasulullah
mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah, risalah yang beliau bawa dan iman
kepada hari akhirat. Tapi tetep saja sulit untuk mendapatkan dukungan dari suku
Quraisy.
Rasulullah
dalam berdakwah tidak kenal menyerah, siang dan malam, pagi dan sore tidak
henti-hentinya membacakan ayat-ayat Allah dan mengajak mereka masuk islam.
Bahkan dari dakwah itu banyak sekali perlawanan-perlawanan yang beliau
dapatkan, mulai dari cacian bahkan perlawanan fisik. Sebagaimana yang terjadi
di Thaif ketika beliau mengajak mereka justru lemparan-lemparan batu yang
didapatkan hinga membuat luka. Bahkan sampai Malaikat jibril datang menawarkan
diri agar ia boleh menjatuh gunung kepada penduduk Thaif, sungguh besar cintanya
Rasulullah kepada mereka, beliau tidak menghandaki itu, bahkan Rasulullah masih
berharap mudah-mudahan kelak anak cucu mereka akan mendapat hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar