Seorang muslim ketika
mengikrarkan keIslamannya tentu dia mengakui dan meyakini akan KeEsaan Yang
Maha Kuasa. Akidah yang benar meyakini bahwa Allah SWT yang telah mencipta,
mengatur, dan memelihara alam semesta, mentauhidkan Allah untuk tidak melakukan
kesyirikan yang akan membuat Allah murka. Terakhir mengimani apa yang telah
Allah kabarkan kepada manusia tentang asma dan sifat nya dari Al-Quran dan
Hadits Nabinya.
Harta berharga seorang muslim
adalah apa yang ada dalam hati yaitu iman, yang tidak akan digadaikan oleh
orang yang benar-benar iman dengan harga yang sangat murah. Berbeda dengan
orang-orang yang masih lemah imannya yang akan menjual harta berharga tersebut
hanya karena memenuhi nafsunya. Keimanan juga diartikan dengan apa yang ia
yakini dan benarkan dalam hati, diikrarkan dalam lisannya, dan kemudian ia
amalkan dengan anggota badan untuk digunakan dalam menunaikan ketaatan dan
ketakwaan kepada Sang khalik Allah SWT. Tentu orang yang beriman sejatinya dia
telah membenarkan dalam hati perihal yang ia yakini, seperti bahwa Allah adalah
yang menguasai alam semesta. Kemudian mengucapkan dengan lisannya bahwa allah
adalah Rabb alam semesta, dan kemudian melaksanakan apa yang diperintahkan dan
menjauhi apa yang dilarang. Sebagaimana pengertian iman secara syariat yang
diajarkan oleh Jibril kepada para sahabat, iman adalah beriman kepada Allah,
malaikat, kitab-kitab, rasul, hari kiamat, dan takdir yang baik dan buruk.
Iman kalau boleh saya diibaratkan
itu seperti sebuah batu bateray hand phone, yang harus selalu di cash atau
diisi ulang tenaga listriknya agar bisa menghidupkan hp untuk digunakan yang
punya. Kalau tidak di cash maka akan mati dan tidak bisa digunakan untuk
memberi energi listrik pada hp, begitu juga iman yang akan memberi energi orang
untuk beramal shaleh. Karena tanpa iman amal seseorang akan menjadi males-malesan.
Orang yang beriman tentu akan
merasa bahwa hidupnya didunia ini diawasi oleh Allah SWT, dicatat amalnya oleh
malaikat yang senantiasa berada didekatnya, dan akan dimintai pertanggung
jawaban apa yang telah dilakukan didunia baik amal baik atau buruk, besar dan
kecil. Dan akan berusaha melakukan amal-amal yang shaleh untuk mendapatkan
pahala baik dengan melaksanakan amalan wajib ataupun amalan sunnah, menjauhi
yang dapat menjerumuskan kedalam neraka baik dengan menjauhi yang haram atau
meninggalkan kewajiban.
Berbeda dengan orang yang tidak
beriman, dengan rasa aman dan tenang tidak memperdulikan amalnya didunia karena
sudah terlebih dahulu tidak percaya bahwa kelak akan dibangkitkan dan dihukumi
segala perbuatan dengan seadil-adilnya. Sehingga dalam hidupnya pun tidak
memikirkan mana yang baik atau mana yang buruk. Seenaknya saja tidak memikirkan
akibat yang akan didapatnya, dan sangat berbanding terbalik dengan seorang
muslim yang selalu berpikir dan berhati-hati dalam beramal agar sesuai syariat.
Kalau melihat orang yang beriman
melakukan sebuah kesalan atau maksiat maka itulah gambaran iman nya yang sedang
turun karena disebabkan hebatnya godaan setan dan besarnya dorongan hawa nafsu .
Sebagaimana hadist nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari melalui sahabat Abu
Hurairah r.a. ,” Tidak akan berzina
seorang pelacur di waktu berzina jika ia sedang beriman. Dan tidak akan meminum
khamar seseorang di waktu meminum jika ia sedang beriman. Dan tidak akan
mencuri seseorang di waktu mencuri jika ia sedang beriman.” Untuk mencash kembali maka wajib beristighfar
memohon ampun atas dosa yang telah dilakukannya, berusaha untuk tidak
mengulanginya lagi dengan melakukan taubatan nasuha.
Keimanan seseorang agar tidak
turun haruslah selalu melakukan ketakwaan kepada Allah, menjalankan perintah
dan menjauhi larangan-Nya. Berdzikir kepda Allah, membaca Al-Quran, shalat
wajib lima waktu dan lebih baik lagi dengan shalat sunnahnya, puasa ramadhan
dan sunnah-sunnah di bulan ramadhan, dan shodakah semampu dan seikhlasnya.
Selain itu menjauhi hal-hal yang mengarah kepada dosa atau maksiat dan
meninggalkan yang jelas-jelas dilarang oleh syariat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar